Life is a quest, a quest to find the meaning of love so that we can live within it... This blog is just a blog, not a personal diary, so please don't feel offended while reading it... It is just floating ideas in my mind that I put into words..
Showing posts with label Heartfelt. Show all posts
Showing posts with label Heartfelt. Show all posts
Monday, April 22, 2013
Pendidikan ialah HAK kami sebagai warganegara
Pasal 31 UUD 1945 menyatakan, pendidikan adalah hak setiap warganegara. Hal ini berarti semua WNI memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang baku dan setara. Berarti pemerintah negara ini wajib mengusahakan pemerataan sarana dan prasarana pendidikan sampai ke daerah yang paling terpencil. Tetapi, kenyataan yang dialami masyarakat kita saat ini, sungguh jauh dari cita-cita idealnya sebuah pendidikan. Saat ini pendidikan seolah-olah dianggap industri, bidang usaha yang menguntungkan, yang dapat mengisi kocek para pembesar negara ini. Dana bantuan operasional sekolah yang dibengkakkan, kemudian disunat, dan kemudian sekolah yang menerima wajib memberikan laporan pertanggungjawaban atas penerimaan dana bantuan tersebut, padahal mungkin yang mereka terima jumlahnya kurang dari 50% dana yang dikeluarkan oleh kas negara. Tetapi itulah faktanya. Dari tahun ke tahun tetap sama saja semua prosedur dan birokrasinya. Kapan generasi muda kita bisa maju kalau pemimpin-pemimpin bangsa ini yang mereka jadikan rolemodel sifatnya seperti demikian???? Patutkah kita meragukan kelangsungan negara kita ini di masa depan nanti??
Persoalan pendidikan yang sedang panas-panasnya saat ini adalah penundaan ujian nasiona SMU dan tingkat setaranya yang baru saja terjadi minggu kemarin. Happening banget deh berita ini. Seumur hidup, baru kali ini saya mengetahui ada penundaan ujian nasional hanya di beberapa daerah saja, yang berakhir dengan kekisruhan karena ternyata di daerah-daerah yang tidak menunda ujian pun banyak terjadi kekacauan seperti kurangnya lembar soal dan jawaban, soal yang tertukar dari SMU dan SMK, lembar jawaban yang tidak memenuhi standar, dan lain sebagainya... Semoga kejadian ini yang pertama dan terakhir kali terjadi di Indonesia. Sudah cukup pemerintah mempermainkan rakyatnya, dan saya rasa sudah waktunya pemerintah mulai memikirkan nasib rakyat, bukan hanya nasib diri sendiri...
Wednesday, April 17, 2013
Dari Hati
First of all, entry ini suasananya agak mellow, bukan karena hari sedang hujan, tapi karena suasana hati gue pada saat ngetik emang lagi sedih...
Akhir-akhir ini banyak sekali pemberitaan yang menyudutkan profesi kami sebagai seorang dokter. Dokter, yang selalu diidolakan dan dicita-citakan oleh kebanyakan orang, akhir-akhir ini sering ditempatkan di kursi pesakitan dunia jurnalistik, layaknya seorang koruptor ulung. Sakit hati ini membaca judul berita Dokter Dianggap Lebih Jahat Dibanding Polantas ,sebuah perumpamaan yang keluar dari mulut ketua komisi IX DPR yang notabene juga adalah seorang dokter.
Apakah beliau tidak pernah merasakan posisi yang sulit sebagai seorang dokter? Mungkin dia lupa masa-masanya ketika menjadi seorang dokter yang harus mengobati pasien yang datang di pagi buta, tanpa biaya, namun memerlukan pengobatan yang segera diberikan. Entah bagaimana sepak terjang beliau dulu, tetapi kami disini, di tempat saya belajar dan bekerja, pasti mengusahakan agar semua kedaruratannya teratasi lebih dulu, walaupun harus saling tombok menombok uang agar pasien itu bisa tertolong. Sungguh ironis ketika kami diibaratkan layaknya polantas yang 'menilang' pasien. Apakah wajar ketika seorang dokter hanya dibayar seharga karcis pendaftaran Puskesmas? Apakah para wakil rakyat pernah memikirkan gaji dan pendapatan seorang dokter PNS maupun PTT di daerah yang sangat terpencil, yang walaupun kedengaran gajinya besar (tetap tidak sebesar para pembesar yang katanya wakil rakyat itu) namun tak kunjung diterima hingga berbulan-bulan?? Belum segala macam tunjangan yang disunat sana-sini sebelum sampai di tangan dokter yang bersangkutan. Seandainya saja para dokter punya niatan seperti seorang polantas, entah berapa harga satu kali 'menilang' pasiennya, mengingat saya pernah diajak 'berdamai' seharga 100ribu hanya demi seutas tali derek yang tidak sesuai kriteria dan perlu dicatat saat itu saya sedang berkendara di dalam kota, bukan jalur luar kota.
Baru-baru ini juga saya membaca berita yang cukup menarik di media lokal, yang mempertanyakan kinerja dokter di Sulawesi Utara
berikut jawaban dari ketua IDI SUlawesi Utara
Seyogyannya jika ingin mempertanyakan kinerja rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan lainnya, janganlah asal ngomong seperti itu. Pernahkah para wartawan ini menulis berita dan menyelidikinya terlebih dahulu?? Sering saya temukan penulisan berita yang memojokkan dokter dan rumah sakit, tanpa disertai bukti-bukti dan narasumber yang jelas. Mungkin kaum awam tidak mengerti bahwa semua manusia diciptakan unik dan memiliki keistimewaan masing-masing, termasuk pada paparan terhadap penyakit dan terhadap pengobatan yang diberikan. Apalagi ketika terdapat kendala pada alat diagnostik misalnya alat radiologi atau laboratorium, dan pada saat itu dokter harus mengandalkan kekuatan nalar dan pengalamannya, disertai hikmat yang diberikan Tuhan kepadanya untuk mendiagnosa dan mengobati pasien. Sungguh keputusan yang sulit dibuat, terutama jika Anda sudah berurusan dengan ratusan pasien dan ribuan keluhan pada hari itu.
Kami bukan tidak mau mengakui kesalahan kami sebagai seorang dokter, bukan lari dari kesalahan yang mungkin memang kami perbuat, tetapi cobalah sejenak anda tempatkan diri anda pada posisi kami, dokter jaga yang sudah bekerja 24 jam, berurusan dengan sekian banyak keluhan dan pasien, namun masih harus tersenyum ramah dan bertindak gesit ketika menerima pasien gawat yang datang di saat lewat tengah malam, dengan tuntutan keluarga untuk diperlakukan spesial karena kegawatannya, namun pada saat diminta untuk registrasi atau membayar biaya pendaftaran mengatakan tidak ada uang. Pada akhirnya kamilah sebagai dokter penerima pasien yang bersangkutan yang harus membantu membayar pemeriksaan laboratorium, membeli obat (apalagi yang tidak masuk formularium tetapi harus digunakan), dan biaya lain sebagainya. Jika Anda, para pejabat, para wartawan, yang ritme kerjanya lebih teratur dari kami, berada pada posisi seperti kami, apakah kalian akan bisa berkata kami seperti polantas?? atau kami memanfaatkan pasien untuk jadi kelinci percobaan??? Kami juga hanya manusia biasa seperti kalian, yang punya keterbatasan dimana-mana, tetapi kami sudah disumpah demi nama Tuhan untuk mendahulukan pelayanan bagi para pasien dan memperlakukan para pasien sebagaimana kami ingin diperlakukan. Jadi sungguh aneh jika ada segelintir orang yang menyangsikan kompetensi kami, bahkan menyamakan kami dengan polantas. Karena hati nurani kami selalu terikat lafal sumpah kami, yang pasti membuat kami tidak bisa tertidur nyenyak di malam hari, jika ada satu kasus sulit yang belum dapat kami temukan penanganannya. Saya hanya berharap semoga saja dengan banyaknya pemberitaan tentang dokter, yang memojokkan dokter, kami bisa tetap setia pada hati nurani kami, yang tulus untuk melayani dan mengobati pasien-pasien kami.
Kepada sejawat dokter, marilah kita buktikan kesungguhan kita, kesetiaan kita pada ilmu yang telah kita dapatkan, agar benar-benar bisa kita aplikasikan kepada pasien-pasien yang kita rawat. Tuhan memberkati pelayanan kita semua.
Thursday, March 28, 2013
A little contemplation
At some moments of my life, I have some thoughts that brought my spirit down.. Making me doubt my faith, making me standing on the edge of breaking down..
Dear Lord please hold my hands.. I know this burden is not as big as I imagined, I know You have provide everything for my life...
I know Your love never fail me.. Please strengthen me Lord... Make me remember how to be Your lovely child, make me remember that being a child may not always be spoiled, but a child will always be loved.
Help me to understand, help me to be strong dear Lord..
Let this year's Easter week make me realize and return to the place where I used to be.. Under Your cross.. Amen.
Dear Lord please hold my hands.. I know this burden is not as big as I imagined, I know You have provide everything for my life...
I know Your love never fail me.. Please strengthen me Lord... Make me remember how to be Your lovely child, make me remember that being a child may not always be spoiled, but a child will always be loved.
Help me to understand, help me to be strong dear Lord..
Let this year's Easter week make me realize and return to the place where I used to be.. Under Your cross.. Amen.
Subscribe to:
Posts (Atom)