Terbangun di pagi subuh yang mendung ternyata tidak selamanya menyebalkan. Bagi Miss Orange, pagi itu merupakan pagi yang menyenangkan. Bibirnya mengguratkan senyuman tipis sambil memandangi monitor macbook kesayangannya. Entah kenapa pagi itu tiba-tiba saja terasa indah untuknya. Saat dia tanpa sengaja membuka e-mail account milik Mr.M, soulmate yang adalah juga pacarnya. E-mail yang dia tahu menyimpan banyak rahasia masa lalu Mr.M.
Ia baru akan mengkonfirmasi sesuatu ketika sebuah pop-up window muncul dan memintanya untuk memverifikasi e-mail rujukan dari account Mr.M. Sebuah e-mail address rujukan pun muncul, hunluvny@yahoo.com. Ia nampak menarik napas panjang saat membaca alamat e-mail tersebut. Dengan sedikit spekulasi dan kemampuan standarnya sebagai hacker amatir, ia pun berhasil mengaktivasi kembali alamat e-mail tersebut tanpa menghilangkan satu pun e-mail yang sudah pernah masuk di inbox. Sesegera mungkin ia mencari-cari e-mail yang kira-kira berasal dari masa lalu Mr.M, dan membacanya satu per satu. Sebenarnya, ia bukanlah tipe wanita yang suka mengungkit-ungkit masa lalu pacar-pacarnya. Ia tipe wanita yang cuek dan mandiri. Tetapi lain baginya jika mengenai Mr.M. Entah kenapa sampai saat itu ia masih merasa masa lalu Mr.M masih sering menghantui hubungan mereka berdua. Dengan alasan itulah ia ingin mengetahui lebih dalam mengenai masa lalu kekasihnya --She thinks she might feel a lot more comfortable if she could take control--
Akhirnya ia puas dengan apa yang ia dapatkan. Ia berhasil mengganti semua e-mail rujukan account-account Mr.M dengan e-mail baru yang dibuatnya untuk Mr.M, dr.M@gmail.com. Senyumannya makin mengembang setelah ia berhasil menghapus account e-mail hunluvny@yahoo.com, dan mengganti e-mail primer dari semua jejaring sosial maupun instant messaging Mr.M. Selanjutnya, Miss Orange menghapus account-account jejaring sosial Mr.M yang sudah tidak pernah digunakannya. --and now the insecurity is decreased-- batinnya.
Setelah melakukan semuanya itu hati Ms.Orange terasa lebih lega. Ia merasa lebih bisa memahami siapa Mr.M sebenarnya, dan ia telah siap untuk membuka hatinya seutuhnya bagi Mr.M.. Good morning sunshine...
Life is a quest, a quest to find the meaning of love so that we can live within it... This blog is just a blog, not a personal diary, so please don't feel offended while reading it... It is just floating ideas in my mind that I put into words..
Showing posts with label miss orange. Show all posts
Showing posts with label miss orange. Show all posts
Tuesday, September 21, 2010
Sunday, September 19, 2010
pagi yang melelahkan
Dia mencoba untuk menyeruput kopi dalam cangkir itu. Entah kenapa hari ini, aroma kopi yang tajam itu tidak mampu membangkitkan semangatnya untuk kembali memalingkan kepala ke monitor PC yang sudah 30 menit memainkan slide foto-foto liburannya di Bali tahun lalu. Wanita itu hanya meminum seteguk kopi panas, kemudian kembali menyandarkan kepalanya ke bantal kecil di mejanya. Bantal yang sudah dimilikinya sejak ia kuliah, bantal yang menurutnya paling praktis untuk dibawa kemana saja.
Tadi malam memang malam yang melelahkan bagi wanita oranye itu. Empat puluh dua pasien yang diterimanya tadi malam mungkin sudah tertidur nyenyak di rumah mereka masing-masing, atau mungkin mereka sudah kembali beraktivitas sebagaimana mestinya. Ahh, tiba-tiba saja dalam pikirannya terlintas laporan kematian bulan Agustus yang belum dikerjakannya. Sebenarnya ia hanya mempunyai dua kasus kematian yang harus dipresentasikan di depan para pengurus rumah sakit itu, tetapi entah kenapa ia merasa malas untuk membuat laporan kasusnya.
Ringtone lagu baru Rihanna yang bernyanyi cukup keras dari blackberry oranye-nya sanggup membuatnya mengangkat kepala dan langsung menjawab telepon masuknya dengan sopan.
"Selamat pagi, ini dengan siapa? Ada yang bisa saya bantu?", ujarnya sambil menggeliat-geliatkan badannya.
"Pagi dokter. Ini dari Rep. Sanbe dokter, cuma mo ingetin dokter kalo sebentar malam kita ada appointment dinner di Restoran XY dok. Dokter bisa datang kan? Nanti dijemput di rumah deh kalo perlu", suara lelaki bernama Yanto itu terdengar sangat bersemangat.
"Oh, iya. Nanti malam saya datang. Tolong jemput di rumah ya. Jangan lupa mengingatkan saya kembali nanti sore. Makasih Pak Yanto", jawab wanita oranye itu dengan tegas dan datar, memberikan kesan superioritas yang anggun.
Ia pun membuka calendar events dalam blackberry-nya dan menandai pukul 18.00 sebagai waktu untuk bersiap-siap. Ia pun menghabiskan kopi pahitnya, dan akhirnya mulai melirik layar PC yang sudah sejak tadi dinyalakannya. Ia mengetikkan passwordnya, dan kemudian membuka program Micosoft Word untuk memulai pekerjaan yang sudah sebulan ditundanya, Laporan Kasus Kematian akibat Syok Septik.
Tadi malam memang malam yang melelahkan bagi wanita oranye itu. Empat puluh dua pasien yang diterimanya tadi malam mungkin sudah tertidur nyenyak di rumah mereka masing-masing, atau mungkin mereka sudah kembali beraktivitas sebagaimana mestinya. Ahh, tiba-tiba saja dalam pikirannya terlintas laporan kematian bulan Agustus yang belum dikerjakannya. Sebenarnya ia hanya mempunyai dua kasus kematian yang harus dipresentasikan di depan para pengurus rumah sakit itu, tetapi entah kenapa ia merasa malas untuk membuat laporan kasusnya.
Ringtone lagu baru Rihanna yang bernyanyi cukup keras dari blackberry oranye-nya sanggup membuatnya mengangkat kepala dan langsung menjawab telepon masuknya dengan sopan.
"Selamat pagi, ini dengan siapa? Ada yang bisa saya bantu?", ujarnya sambil menggeliat-geliatkan badannya.
"Pagi dokter. Ini dari Rep. Sanbe dokter, cuma mo ingetin dokter kalo sebentar malam kita ada appointment dinner di Restoran XY dok. Dokter bisa datang kan? Nanti dijemput di rumah deh kalo perlu", suara lelaki bernama Yanto itu terdengar sangat bersemangat.
"Oh, iya. Nanti malam saya datang. Tolong jemput di rumah ya. Jangan lupa mengingatkan saya kembali nanti sore. Makasih Pak Yanto", jawab wanita oranye itu dengan tegas dan datar, memberikan kesan superioritas yang anggun.
Ia pun membuka calendar events dalam blackberry-nya dan menandai pukul 18.00 sebagai waktu untuk bersiap-siap. Ia pun menghabiskan kopi pahitnya, dan akhirnya mulai melirik layar PC yang sudah sejak tadi dinyalakannya. Ia mengetikkan passwordnya, dan kemudian membuka program Micosoft Word untuk memulai pekerjaan yang sudah sebulan ditundanya, Laporan Kasus Kematian akibat Syok Septik.
Subscribe to:
Posts (Atom)