Pages

Monday, February 06, 2006

-MaaFkan aku-

10:00 p.m.
(tanpa alunan lagu, hanya desir angin dari kipas angin Cosmos tua yang terdengar...)

Hari ini aku lelah sekali. Memang aku lagi liburan dan ingin have fun in my hometown, but I just felt so tired today. Padahal tadi aku, Ferge, Acel, dan Wika pergi ke salah satu tempat rekreasi yang paling terkenal di negeri ini, Dunia Fantasi. Cuma dengan modal nekat dan keyakinan bahwa hari ini bakal sepi dan gak akan hujan deras walau langit sangat kelabu dan mendung menggelayut sendu, kami berempat pun melaju di lalu lintas Jakarta yang padat. Walau penuh dengan keraguan, tugasku sebagai penunjuk jalan dapat kumainkan dengan hampir sempurna menurutku (entah bagaimana menurut kalian..? ;p)
Jalanan penuh dengan mobil-mobil lalu lalang menikmati kesibukan di hari yang mungkin paling dibenci sejagat raya ini. Tak seperti biasa, pintu masuk Ancol yang kini direnovasi demi mewujudkan Jakarta Bay City pun kami temukan tanpa kesulitan yang berarti... Akhirnya tibalah kami di depan pintu gerbang Dunia Fantasi, dunia yang paling sering mewarnai masa kecilku, dengan segala permainan yang ada di dalamnya. Memang sempat aku ragu untuk menginjakkan kakiku ke sana, tapi setelah semua meyakinkanku, aku pun melenggang dengan sempurna, memasuki pintu gerbang Dufan. Hampir semua wahana yang bikin sport jantung telah kami jajal hari ini. Baru pertama kali ini aku mual pada saat bermain di Dufan. Selama 19 tahun aku hidup, belumlah pernah aku muntah karena naik halilintar atau kora-kora. Aku pun mulai menyalahkan si Kincir atas kemualanku.. Atau menyalahkan alam yang memberi gerimis-gerimis kecil yang menyengsarakan SCALP-ku. Pening rasanya kepala ini, ditambah lagi sms dan miskol-miskol itu, yang membuatku makin tak tahu bagaimana harus bertindak.. Untungnya kami naik wahana-wahana yang bikin jantung ini mau copot.. Mungkin COP gue langsung drop pas pulang main hari ini.. Ternyata gue udah gak sekuat dan setahan banting dulu, waktu gue masih bocah.. Hehehe...
Sejenak aku terlupa dan tak pernah mengingat-ingat masalah itu di atas sana, aku hanya ingin segera turun dari benda-benda besi berputar-putar itu. Aku enegggg..., muakkk,,, mualll,,, Mungkinkah ini rasa jiwa yang sesungguhnya? Hanya waktu yang akan menjawab semua ini... Mungkin jika waktu berbaik hati kepada aku, ia akan membantuku menyembuhkan semua kepedihan di jiwa.. Jika saja sang Waktu tahu akan semuanya... Untunglah ia belum menjadi Tuhan yang aku sembah dan aku puja dengan tulus, sepolos hati ini... .
Aku ingin semua ini cepat berlalu, agar tiada lagi senyuman paksaan di bibir ini, agar tiada lagi rambutku yang rontok dengan sia-sia...

No comments: